Senin, 17 April 2017

Al – Habib Muhammad Habibi bin Al - Fauzi Al – Atos di Acara Tasyakur Nikah

ACARA TASYAKUR NIKAH

Yang berbahagia Ust. Fawaid / Kang Anil ( Sesepuh UKM Kordiska ) dan Istrinya
 Bersama : Al – Habib Muhammad Habibi bin Al - Fauzi Al – Atos
Senin, 17 April 2017 bada Isya
Di Masjis ta’lim sa’adatud dharain, Berbah, Sleman, Yogyakarta

*) Foto Al - Habib Muhammad Habibi bin Al - Fauzi Al - Atos
Rosululloh bersabda yang artinya :
“Orang yang tidak mau menikah itu adalah orang yang miskin , miskin, dan miskin”.

Seseorang bila punya anak banyak, itu susah apa seneng?

Nabi menikahkan anaknya Fatimah, dan berdoa kepada Allah:
“Ya allah berkahilah atas pernikahan anakku dengan ali, dan kasihlah keturunan yang banyak tapi berkualitas, banyak tapi sholeh sholehah”.
Bila orang tua nya sudah meninggal siapa yang akan menduakannya? Belum tentu saudara tetangganya ada yang ingat dan mau menduakannya. Makanya pasti anaknya yang harus menduakannya.
Pernikahan itu merupakan suatu hal yang bernilai ibadah, bukan sekedar melampiaskan hawa nafsu, akan tetapi pernikahan itu suatu hal yang bernilai ibadah yang memiliki derajat yang tinggi disisi Allah SWT.
Orang yang paling agung di dunia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau saja orang yang paling mulia menikah, maka menikah adalah bukanlah suatu hal yang tabu. Karena nikah merupakan sunnah nabi. beliau mengatakan barang siapa yang tidak seneng akan sunnahku  diantaranya nikah maka dia bukanlah golonganku,
Oleh karena itu, Bila seorang anak yang sudah mampu dan cukup umur untuk menikah dan ada rasa keinginan untuk menikah namun orang tua nya menghala – halanginya atau melarangnya, bisa jadi orang tua tersebut telah berbuat dosa besar.
  
Kenapa hal itu bisa terjadi?

bisa jadi karena orang tua selalu melarangnya maka anak tersebut berbuat maksiat, sedang perbuatan itu karena orang tua nya selalu melarangnya. Maka orang tua tersebut telah berbuat dosa besar.
Nabi bersabda yang artinya :

“Wahai kaum laki – laki, barang siapa diantara kalian yang sudah mempunyai barang maharnya maka cepat – cepatlah untuk menikah”.

Mahar itu tidak usah yang mewah – mewah yang bernilai tinggi harganya, namun yang penting barang tersebut memiliki manfaat.

Nikah itu gampang, yang penting memenuhi syarat yang lima, maka sahlah pernikahannya. Yaitu adanya memepelai laki – laki, mempelai perempuan, wali, saksi (cukup dua orang saksi laki – laki ) dan mahar.

Orang yang sudah nikah hidupnya bakal senang apa malah melarat?

Orang yang sudah nikah hidupnya akan senang, karena telah melakukan sunnah nabi dan ibadah kepada Allah juga dipandang kaya dihadapan Allah dibandingkan dengan orang yang sudah mampu untuk menikah namun tidak mau menikah. Bahkan telah dijelaskan diatas kata rosul dia adalah orang yang miskin bahkan kuadrat miskinnya, karena beliau mengulanginya hingga tiga kali.

Gak ada ceritanya orang yang sudah menikah hidupnya akan miskin. Allah mengatakan barang siapa yang sudah menikah namun masih dalam keadaan faqir maka Allah akan memberinya kekayaan dari sifat pemurahnya Allah swt. Dalam arti justru dengan pernikahan itu Allah akan membuka pintu rizki untuknya. Andai kata bila ada orang yang sudah menikah malah justru jatuh miskin yang mulanya hidupnya serba ada tak pernah kekurangan itu adalah bentuk cobaan dari Allah swt. Apakah ia akan sabar dan lulus atas cobaan yang diberikan Allah untuknya. Bila ia lulus maka Allah akan menaikan derajatnya dan akan membuka  pintu dari semua kesulitannya.

Nabi bersabda yang artinya :
“Barang siapa diantara kalian yang sudah menikah, maka sungguh telah disempurnakan  separuh dari agamanya”.

Bila pernikahan dibangun atas dasar cinta karena Allah bukan karena untuk melampiaskan hawa nafsu, baik dari ketampanan pria maupun kecantikan wanita ataupun bentuk yang sifatnya duniawi lainnya. Maka tidak diragukan lagi, pernikahan ini akan langgeng dan bahagia. Karena pernikahan ini didasarkan cintanya karena Allah. Lain halnya yang di dasari karena hawa nafsu maka pernikahannya pun tak akan pernah langgeng dan selalu saja cobaan yang silih berganti tuk menghampirinya.

Ada tiga kata yang tak asing lagi di telinga kita karena kita sering mendengarnya, yaitu menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Bila kedua mempelai ini ingin ketiga – tiganya maka nikahlah atas dasar cinta karena Allah, dengan begitu ia akan mendapatkannya.

Seorang istri adalah seoarang wanita yang bisa diangkat derajatnya oleh Allah setinggi – tingginya, jangan dikira orang yang selalu menang, mulia, berkuasa itu adalah laki – laki. Bisa jadi orang yang lebih mulia itu adalah wanita. Karena dalam sabda nabi yang artinya :

"Bila ada seorang istri yang mengerjakan sholat lima waktu, dan melaksanakan puasa di bulan ramadhan dan ia juga menjaga barang berharganya atau kemaluannya (menjaga harga diri ) dan kemudian dia taat kepada suaminya maka kelak di akhirat oleh Allah di panggil ayo bagi istri - istri yang melakukan keempat hal tersebut maka pilihlah pintu jannah yang paling engkau idamkan".

Bila ada seorang istri yang melakukan sholat lima waktu dan puasa di bulan ramadhan namun ia tidak taat dan patuh terhadap suaminya, maka sia – sia lah semua amal ibadahnya, karena semua itu tidak akan diterima disisi Allah Swt.

Bahkan beliau bersabda, bila aku diperbolekan oleh Allah untuk memerintahkan manusia harus bersujud kepada manusia, maka akan aku perintahkan seorang istri harus sujud kepada suaminya. Hal ini menjelaskan bagaimana taatnya seorang istri kepada suami.

Tapi bagi seorang suami harus berlaku adil kepada istrinya, bukan mentang – mentang karena istri wajib taat kepada suami, lalu suami berbuat semena – mena. Tapi, suami itu harus bisa membimbing  istri dan keluarganya ke surganya Allah Swt.

Nabi bersabda yang artinya :
“Tidak ada seorang suami yang bisa memuliakan istrinya kecuali suaminya juga orang mulia, kecuali suaminya itu adalah orang yang hina maka yakin suami itu adalah orang yang tercela”.

Sebelum menikah jiwanya adalah tanggung jawabnya sendiri, namun setelah menikah maka jiwanya istri tanggung jawabnya suami. Maka bila suatu saat nanti suami masuk surga sedang istri masuk neraka, maka suami akan ditarik oleh istri keneraka. Maka dari itu didiklah istrimu dengan benar. Karena istri akan bilang ia cinta mati kepada suaminya, dunia dan akhirat ingin selalu bersamanya dan tak ingin terpisahkan.

Sabda nabi yang artinya :
“Tidak ada dosa besar yang dipikul atau ditanggung oleh suami kecuali dengan dosa istrinya yang selalu berbuat maksiat dikala hidupnya”.

Bagi para suami yang memiliki istri yang sholehah itu merupakan suatu anugerah yang telah Allah berikan kepadanya, karena Nabi telah berkata :

“Bahwa dunia ini adalah permata dan perhiasan yang sangat mahal harganya, dan sebaik – baik perhiasan di dunia adalah istri yang sholehah”.

Semoga bagi yang sudah punya istri, dijadikan istri yang sholehah, yang berbakti dan taat terhadap suaminya, dan bagi yang sudah punya anak di jadikan anak yang sholeh dan sholehah oleh Allah Swt. Anak – anak yang berbakti terhadap orang tuanya.

Dan khususnya mari kita doakan semoga atas pernikahannya Ust. Fawaid dijadikan pernikahan yang sangat membahagiakan bagi kedua mempelai, dijadikan keturunannya yang berbakti kepada orang tuanya, dan semoga dengan pernikahannya adalah sebuah sarana untuk memperoleh surganya Allah Swt. Didekatkan dengan pertolongan Allah dan di jauhkan dari marabahaya.

Dan yang belum kawin semoga lekas kawin, yang belum dipertemukan dengan jodohnya semoga Allah mempertemukan jodohnya yang sholeh dan sholehah, yang sudah punya jodoh semoga Allah memberi kelancaran untuk kedepannya, mencari mas kawin yang halal untuk bisa menikah, dan semoga pernikahannya dibarokahi oleh Allah Swt. Amiin…

Al – Fatihah….