FILSAFAT
ILMU
Bersama
Hamka Sumatra Utara
Oleh :
Aang Sobari Saeful Risal ( 16360012 )
Filsafat
Ilmu berasal dari dua kata, yaitu
Filsafat dan Ilmu. Filsafat adalah cara berfikir seseorang terhadap
sesuatu sedang Ilmu adalah faham / pengetahuan. Namun antara Ilmu dan
Pengetahuan ada perbedaanya yaitu Pengetahuan itu masih bersifat umum /
global / belum sistematis. Sedangkan Ilmu suatu Pengetahuan yang sudah
khusus / terorganisir. Jadi yang di maksud Filsafat Ilmu adalah suatu
pengetahuan yang lebih condong bagaimana cara seseorang untuk berfikir sesuatu.
Suatu pengetahuan
bisa disebut dengan Ilmu setelah memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
- Objek
yaitu Pengetahuan tersebut memiliki objek yang jelas yang
meliputi dua hal, yaitu :
a.
Materiil / materi misalnya menghasilkan uang, makan dll
b.
Formal / Sudut Pandang
2.
Metode
3.
Diuji / Dikritisi
4.
Bisa Dipertanggung Jawabkan
Sudut Pangdang
yang dipakai oleh Filsafat Ilmu adalah sebagai berikut :
1.
Objektif
Yaitu membahas Ilmu yang sesuai denga Objeknya.
2.
Kritis
Yaitu dengan menambahkan sesuatu yang masih kurang
namun dengan cara membangun, yang sring
disebut dengan istilah kritis konstruktif ( kritik yang membangun ) bukan
dengan Kritik Destruktif ( kritik yng menjatuhkan )
3.
Sistematis
Yaitu segala sesuatu yang sesuai dengan aturan mainya
yang membuat sebuah keberhasilan. Misal cara main sepak bola Ronaldo dengan
berbagai cara mainnya sehingga mencetak sebuah goal.
4. Universal
Yaitu tidak terikat oleh ruang dan waktu maksudnya
bisa diakui oleh semua kalangan. Misalnya
1 + 1 = 2
1 + 1 = 2
5.
Komprehensif
Yaitu menyeluruh terhadap objek. Misalnya objeknya
adalah pensil, pensil terdiri dari berbagai benda misalnya tutup pensil, wadah
pensil, tinta dan sebagainya. Dari berbagai benda tersebut digabungkan atau
disatukan jadilah yang dinamakan dengan pensil. Dan itulah yang dinamakan
dengan Komrehensif.
6.
Rasional / Masuk Akal
Namun ada sebagian ilmuan yang menyatakan bahwa
Rasional dan masuk akal berbeda. Misalnya pada kisah Nabi Musa AS. Beliau
memohon kepada Allah SWT. Agar menampakan dzatnya, namun apa yang terjadi,
gunung – gunung pun menjadi hancur. Disitulah timbul pertanyaan kasus tersebut
apakah rasional apa masuk akal?.
Dengan kita
mempelajari Filsafat Ilmu terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Proses
Yaitu bagaimana pikiran – pikiran kita agar sesuai
dengan ilmu yang bersifat ilmiah.
2.
Produk
Yaitu dengan kita mempelajari Filsafat Ilmu akan
menghasilkan produk / hasil pemikiran kita. Misalnya hasil pemikiran tokoh –
tokoh yang kita pelajari. Contoh hasil pemikiran Imam Ghozali.
Suatu Ilmu akan
hadir ketika ada data yang kuat / mendukung akan hadirnya Ilmu tersebut. Misalnya Nabi Muhammad SAW. Menerima wahyu dari Allah
SWT yang disampaikan oleh perantaranya
yaitu Malaikat Jibril. Sehingga data yang kuat dan mendukung akan hadirnya ilmu
tersebut adalah dengan adanya Kitab Al – Qur’an yang kita kenal sampai
sekarang. Dan Kitab inilah yang menjadi Ilmu yang kita sering kaji. Adapun
proses Nabi Muhammad SAW menerima wahyu tersebut dari Allah itu merupakan bukan
wilayah ilmu karena tidak ada bukti yang kuat dan mendukung atas peristiwa
tersebut melainkan itu adalah wilayah Agama.
Ada dua pandangan
seseorang terhadap Filsafat. Yaitu :
Fungsional Stroktralisme
Fungsional Stroktralisme
↓ | |||||||
Realita Akal Realita Akal
Tidak ada yang
mendominasi / semuanya rata Lebih
condong / diatur oleh Nas
Konteks
Hukum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa pesan saya jadilah orang yang jujur. Jangan jadi orang yang plagiat yang tidak mencantumkan sumber referensinya.
Kritik dan Saran sangat saya butuhkan, Demi menciptakan sesuatu yang sangat berguna dan bermanfaat Fiddunya Wal Akhiroh